Sunday 28 October 2012

DI BAWAH BENDERA REVOLUSI

ReviewReviewReviewReviewReview
Aug 13, '08 12:07 PM
for everyone
Category:Books
Genre: Nonfiction
Author:IR. SOEKARNO
Pernahkah anda mendengar Soekarno berpidato? Kalau saya belum karena belum lahir. Tapi kata guru sejarah saya ketika Soekarno berpidato ada kekuatan yang membuat semua pendengarnya speechless dan tertegun.

Tapi ketika saya membaca buku ini, ada kekuatan dalam tulisannya. Yang membuat saya seolah-olah berhadapan Bung Karno sendiri (Lebaayyyy...).

5 bintang untuk buku yang berisi buah pemikiran Soekarno ini. Terlalu berlebihan memang, namun saya punya alasan untuk ini.

Ini adalah buku yang terberat yang saya punyai (walaupun tebalnya hanya 660an halaman masih kalah ma Harry Potter #5), buku tertua, buku yang paling susah dimengerti (Secara pake ejaan zaman doeloe kala, plus beberapa tulisan dalam bahasa Belanda). Untuk membaca buku ini dibutuhkan perjuangan.

Saya tidak terlalu mengerti tentang Soekarno, dan politiknya karena saya orang Ilmu Alam dan bukan Sosial saya sebenarnya tidak tertarik. Namun ketika dihadiahkan buku ini oleh ayah saya, saya diharuskan untuk membacanya. Ketika mereview buku ini saya belum membacanya sampai tuntas, hanya saja saya ingin menyampaikan apa yang telah saya baca.

Saya kesulitan dalam membaca buku ini dengan metode membaca cepat. Karena menggunakan ejaan yang belum disempurnakan membuat saya extra teliti dalam membacanya. Sudah gitu ditambah bahasa Belanda yang menjadi keahliannya Bung Karno sehingga membuat saya harus ke translate.google.com untuk mengartikannya n still in English jadi diartiin lagi ke bahasa Indonesia. Pufffh berat banget.

Buku ini adalah kumpulan tulisan-tulisan Bung Karno semasa hidupnya yang dibukukan dalam 2 jilid.
Unfortunately, hanya punya satu jilid yaitu jilid pertama.

Tulisan Soekarno mungkin tidak akan dibandingkan dengan tulisan presiden lainnya. Karena setahu saya presiden yag laen gak nulis di media massa (atau saya yang belum baca ya?). Dalam buku ini juga berisi “surat-surat Islam dari Endeh”, “menjadi goeroe dimasa kebangoenan”.

Berikut kutipan dari buku ini:

“ Kita harus bisa menerima; tetapi kita juga harus bisa memberi. Inilah rahasianya “Persatuan” itu. Persatuan tak bisa terjadi, kalau masing-masing fihak tak mau memberi sedikit-sedikit pula.
Dan jikalau kita semua insyaf, bahwa kekuatan itu letaknya tidak dalam menerima, tetapi dalam memberi; ; jikalau kita semua insyaf, bahwa dalam percerai-beraian itu letaknya benih perbudakan kita; jikalau kita semua insyaf, bahwa permusuhan itulah jang menjadi asal kita punya “ via dolorosa”; jikalau kita insyaf bahwa Roh Rakyat Kita masih penuh kekuatan untuk menjunjung diri menuju Sinar yang Satu jyang berada ditengah-tengah kegelapan-gumpita yang mengelilingi kita ini,-- maka pastilah Persatuan itu terjadi, dan pastilah Sinar itu tercapai juga.
Sebab Sinar itu dekat !

Suluh Indonesia Muda 1926.


Ketika saya membaca ini, sadarlah saya bahwa Indonesia yang sekarang tidak lagi bersatu seperti dulu. Karena semuanya hanya ingin menerima, tanpa memberi. Tetapi saya yakin akan ada yang memberi diantara kita. Semoga saja saya dapat membagi manfaat dari buku ini

Sponsored Links
Low Prices on Shoes, Jewelry, Clothing, Food, Accessories, T-Shirts, Electronics and much more. Safe Shopping from friendly, trusted sellers. Great deals on local items.
 

2 CommentsChronological   Reverse   Threaded
Add a Comment
How would you rate this book? (optional)

0 out of 5 stars
   
amathonthe wrote on Feb 8, '09
dikasih babe waktu hadiah ulang tahun
masfathin wrote on Feb 8, '09
Wah dapet dimana buku ini?

No comments: