for everyone |
Category: | Books |
Genre: | Other |
Author: | Pengajar Muda |
Ini
buku terakhir yang saya baca di akhir tahun 2011. Daripada jalan-jalan
gak jelas dan kena macet dalam perayaan Tahun Baru , Indonesia Mengajar
mengajarkan pada saya tentang kesederhanaan, ketulusan, keihklasan dan
rasa syukur tiada terkira dalam tiap kisah sebagai bahan perennungan
sudah bermanfaatkah saya tahun ini?. Dan jawabannya sudah pasti tidak
sama sekali. Akankah saya bermanfaat nanti? Wallahu alam, semoga saja.
Kisah yang dituliskan berdasarkan pengalaman para Pengajar Muda yang ditempatkan di seluruh pelosok negeri dengan tujuan untuk mengajar, mendidik, menginspirasi dan menjadi jembatan bagi masyarakat desa-desa dengan pusat-pusat kemajuan.
Hal yang paling menarik bagi saya adalah para Pengajar Muda yang mengabdi di Halmahera Selatan. Mungkin karena masih berasal dari suatu daerah Maluku Utara saya tertarik dengan kehidupan disana. Jujur saja, nama daerah yang ditempati para Pengajar Muda ini jarang saya dengar. Entah itu bagian mananya Halmahera Selatan, maklum saja saya berdomisili di Ternate dan hampir tak pernah mampir ke Halmahera kalau tak untuk berlibur.
Mengajar bukan Menghajar adalah salah satu bab dalam buku ini, kesimpulan setelah membaca buku ini, masih banyak guru yang menghajar murid daripada mengajar murid, khususnya daerah timur. Ini semacam menjadi kebiasaan. Jangankan siswa di Halmahera Selatan, saya yang bersekolah di Ternate pun sempat merasakan manisnya rotan dari para guru sampai kelas 3 SMA. Bayangkan teman, SMA kelas 3 pun kami masih di pukul. katanya sih karena orang timur itu keras maka harus dilawan dengan kekerasan.
Dari SD sampai SMA ditempa dengan rotan kadang membuat saya takut berbuat salah. Kalo salah dipukul. Pun itu dirumah berlaku hal yang sama. Dan setelah membaca Indonesia Mengajar saya kira setelah kepergian saya merantau ada banyak perubahan disana, ternyata masih saja melakukan kekerasan. Miris. Tapi dengan kreatifitas Pengajar Muda, murid yang berbuat salah ataupun nakal tidak dihukum dengan rotan melainkan berbagai cara unik yang mendidik. Tidak mudah memang, berbagai kendala dihadapi, kultur, bahasa, adat, semua membutuhkan kesabaran ekstra. Dari sinilah saya belajar bahwa menjadi guru yang mendidik dengan baik bukanlah pekerjaan yang gampang.Tapi semua itu terbayar dengan melihat senyum para murid setiap pagi dengan berbagai macam tingkah-polanya.
Selain kisah miris masalah menghajar murid, banyak juga kisah yang membuat haru bikin berlinang air mata dan kisah lucu saat guru menghadapi muridnya. Yang pasti saya salut sama Pengajar Muda mampu melewati segala tantangan dengan keterbatasan yang menghadang. Siapa bilang zaman sekarang ga ada pemuda yang peduli, tapi mereka inilah yang membangkitkan semangat juang kaum muda untuk lebih mencintai tanah airnya dengan mendidik sampai kepelosok negeri.
Saya harap para guru mau membaca buku ini. Begitupun anak-anak muda lainnya. Semoga bisa menginspirasi untuk tahun depannya.
Judul : Indonesia Mengajar - Kisah para Pengajar Muda di Pelosok Negeri
Penyusun : Pengajar Muda
Penerbit : Bentang Pustaka
Harga : Rp. 54.000 disc 30% = Rp 37.800
Kisah yang dituliskan berdasarkan pengalaman para Pengajar Muda yang ditempatkan di seluruh pelosok negeri dengan tujuan untuk mengajar, mendidik, menginspirasi dan menjadi jembatan bagi masyarakat desa-desa dengan pusat-pusat kemajuan.
Hal yang paling menarik bagi saya adalah para Pengajar Muda yang mengabdi di Halmahera Selatan. Mungkin karena masih berasal dari suatu daerah Maluku Utara saya tertarik dengan kehidupan disana. Jujur saja, nama daerah yang ditempati para Pengajar Muda ini jarang saya dengar. Entah itu bagian mananya Halmahera Selatan, maklum saja saya berdomisili di Ternate dan hampir tak pernah mampir ke Halmahera kalau tak untuk berlibur.
Mengajar bukan Menghajar adalah salah satu bab dalam buku ini, kesimpulan setelah membaca buku ini, masih banyak guru yang menghajar murid daripada mengajar murid, khususnya daerah timur. Ini semacam menjadi kebiasaan. Jangankan siswa di Halmahera Selatan, saya yang bersekolah di Ternate pun sempat merasakan manisnya rotan dari para guru sampai kelas 3 SMA. Bayangkan teman, SMA kelas 3 pun kami masih di pukul. katanya sih karena orang timur itu keras maka harus dilawan dengan kekerasan.
Dari SD sampai SMA ditempa dengan rotan kadang membuat saya takut berbuat salah. Kalo salah dipukul. Pun itu dirumah berlaku hal yang sama. Dan setelah membaca Indonesia Mengajar saya kira setelah kepergian saya merantau ada banyak perubahan disana, ternyata masih saja melakukan kekerasan. Miris. Tapi dengan kreatifitas Pengajar Muda, murid yang berbuat salah ataupun nakal tidak dihukum dengan rotan melainkan berbagai cara unik yang mendidik. Tidak mudah memang, berbagai kendala dihadapi, kultur, bahasa, adat, semua membutuhkan kesabaran ekstra. Dari sinilah saya belajar bahwa menjadi guru yang mendidik dengan baik bukanlah pekerjaan yang gampang.Tapi semua itu terbayar dengan melihat senyum para murid setiap pagi dengan berbagai macam tingkah-polanya.
Selain kisah miris masalah menghajar murid, banyak juga kisah yang membuat haru bikin berlinang air mata dan kisah lucu saat guru menghadapi muridnya. Yang pasti saya salut sama Pengajar Muda mampu melewati segala tantangan dengan keterbatasan yang menghadang. Siapa bilang zaman sekarang ga ada pemuda yang peduli, tapi mereka inilah yang membangkitkan semangat juang kaum muda untuk lebih mencintai tanah airnya dengan mendidik sampai kepelosok negeri.
Saya harap para guru mau membaca buku ini. Begitupun anak-anak muda lainnya. Semoga bisa menginspirasi untuk tahun depannya.
Judul : Indonesia Mengajar - Kisah para Pengajar Muda di Pelosok Negeri
Penyusun : Pengajar Muda
Penerbit : Bentang Pustaka
Harga : Rp. 54.000 disc 30% = Rp 37.800
Sponsored Links
|
|
amathonthe wrote on Jan 2
azizrizki said
pemi ludi
gak ada mbak,,, :(
|
amathonthe wrote on Jan 2
oooh nama panjangnya siapa mbak?
|
amathonthe wrote on Jan 2
lafatah said
blog.indonesiamengajar.org
gracias Tah..
|
amathonthe wrote on Jan 2
lafatah said
Baca blog-blog mereka juga gak kalah worth it :)
Blognya apaan Tah?
|
amathonthe wrote on Jan 2
amaliarosa said
waaah diskonnya.....mantabbbb...pulang jogja musti borongggg nih...di gramed makassar cuma liat 1, itu juga udah ditemu temenku. hahaha
Iya ne toga lagi diskon ampe 30% sampe besok say, hehhe,,tapi tetp diskon kalo kamu pulang kesini
|
amathonthe wrote on Jan 2
masfathin said
Aku
ragu2 beli buku ini. Terlebih udah liat di Kick Andy dan rasanya udah
cukuplaaah :) tp setelah baca review ini jd pengen beli hehe
Ya lumayanlah buat belajar ngakalin murid hehe
|
amaliarosa wrote on Jan 1
waaah diskonnya.....mantabbbb...pulang jogja musti borongggg nih...
di gramed makassar cuma liat 1, itu juga udah ditemu temenku. hahaha |
nafazprint2002 wrote on Jan 1
amathonthe said
Iya bagian pertama yang mengharukan,,,bagian lainnya kadang ga jelas maksudnya apa tapi saya suka,,,hehhee
bagian 2 dan 3 sdh jelas koq maksudnya, maksudnya maksa banget berceritanya hehehhe :)
|
amathonthe wrote on Jan 1
nafazprint2002 said
buku ini bagus bagian yang pertamauntuk bagian 2 dan bagian 2 kurang bagussssss
Iya bagian pertama yang mengharukan,,,bagian lainnya kadang ga jelas maksudnya apa tapi saya suka,,,hehhee
|
nafazprint2002 wrote on Jan 1
buku ini bagus bagian yang pertama
untuk bagian 2 dan bagian 2 kurang bagussssss |
No comments:
Post a Comment