for everyone |
Kata Emak:
Kehilangan bapak bagai kehilangan kehormatan
Kehilangan ibu bagai kehilangan kasih sayang
Alunan lagu Bunda-nya Melly yang sengaja diplay oleh Diah membuat suasana sunyi, tanpa perlu bertanya aku yang duduk di belakang Diah bisa melihat air matanya mengalir. Mengingat kembali obrolan kami berdua beberapa waktu lalu aku biarkan saja dia dan diam.
Seandainya bapak atau ibu kita masih hidup pasti tidak akan begini jadinya?
Dialog antara Diah dan mba Khusnul yang diceritakan Diah padaku membuat air mataku mengalir.
Diah dan Khusnul tak pernah menceritakan sedihnya kehilangan orang yang dikasihi mereka. Diah yang kehilangan ibunya, Khusnul yang kehilangan ayahnya, semua itu terjadi ketika mereka masih kecil.
Bukan apa-apa masalah yang dihadapi mereka berdua berkaitan dengan kata-kata pembuka diatas. Diah yang harus tinggal dengan pakdenya walaupun disayang tetap dia menginginkan belaian sayang ibu dan seorang ibu yang siap mendengar anaknya. Sedangkan Khusnul karena sebuah masalah harga dirinya diinjak-injak orang lain, seandainya ada ayah tak mungkin ada yang berani melakukan begitu setidaknya ada ayah yang siap siaga ketika keluarganya dihina.
Penyesalan juga datang dari ka Ren yang kehilangan ayahnya saat dia marah sama ayahnya. Jadi saat kita ditelpon ayah dan ga diangkat dia yang paling duluan marah-marah.
Tak pernah aku bertanya tentang keluarga mereka sampai mereka mau bercerita sendiri takut akan ikutan nangis mendengarnya. Ternyata mereka benar-benar kurang kasih sayang dari yang telah pergi. Betapa sedih jika mereka ceritakan kembali kenangan yang tersisa dari ingatan yang tak seberapa atau bahkan dari cerita orang lain.
Sebenarnya masih banyak juga orang-orang yang kehilangan lebih dari satu orangtuanya,,,
akan tetapi dengan sahabat-sahabat seperti mereka diriku selalu merasa diingatkan bahwa harus lebih bersyukur masih memliki orang tua yang lengkap, walau tak seharmonis keluarga lainnya.
Setidaknya satu hal yang bisa dipastikan mereka tidak akan kehilangan kasih sayang dari sahabat-sahabatnya walau tak bisa mengganti kerinduan bertemu ayah-ibu mereka.
Hanya doa yang bisa dipanjatkan.
Kehilangan bapak bagai kehilangan kehormatan
Kehilangan ibu bagai kehilangan kasih sayang
Alunan lagu Bunda-nya Melly yang sengaja diplay oleh Diah membuat suasana sunyi, tanpa perlu bertanya aku yang duduk di belakang Diah bisa melihat air matanya mengalir. Mengingat kembali obrolan kami berdua beberapa waktu lalu aku biarkan saja dia dan diam.
Seandainya bapak atau ibu kita masih hidup pasti tidak akan begini jadinya?
Dialog antara Diah dan mba Khusnul yang diceritakan Diah padaku membuat air mataku mengalir.
Diah dan Khusnul tak pernah menceritakan sedihnya kehilangan orang yang dikasihi mereka. Diah yang kehilangan ibunya, Khusnul yang kehilangan ayahnya, semua itu terjadi ketika mereka masih kecil.
Bukan apa-apa masalah yang dihadapi mereka berdua berkaitan dengan kata-kata pembuka diatas. Diah yang harus tinggal dengan pakdenya walaupun disayang tetap dia menginginkan belaian sayang ibu dan seorang ibu yang siap mendengar anaknya. Sedangkan Khusnul karena sebuah masalah harga dirinya diinjak-injak orang lain, seandainya ada ayah tak mungkin ada yang berani melakukan begitu setidaknya ada ayah yang siap siaga ketika keluarganya dihina.
Penyesalan juga datang dari ka Ren yang kehilangan ayahnya saat dia marah sama ayahnya. Jadi saat kita ditelpon ayah dan ga diangkat dia yang paling duluan marah-marah.
Tak pernah aku bertanya tentang keluarga mereka sampai mereka mau bercerita sendiri takut akan ikutan nangis mendengarnya. Ternyata mereka benar-benar kurang kasih sayang dari yang telah pergi. Betapa sedih jika mereka ceritakan kembali kenangan yang tersisa dari ingatan yang tak seberapa atau bahkan dari cerita orang lain.
Sebenarnya masih banyak juga orang-orang yang kehilangan lebih dari satu orangtuanya,,,
akan tetapi dengan sahabat-sahabat seperti mereka diriku selalu merasa diingatkan bahwa harus lebih bersyukur masih memliki orang tua yang lengkap, walau tak seharmonis keluarga lainnya.
Setidaknya satu hal yang bisa dipastikan mereka tidak akan kehilangan kasih sayang dari sahabat-sahabatnya walau tak bisa mengganti kerinduan bertemu ayah-ibu mereka.
Hanya doa yang bisa dipanjatkan.
Sponsored Links
|
|
amathonthe wrote on Sep 30, '09
@ario...of course i will..sama,diriq jg lg malas tlpon rumah,scara dtlpon tiap hari...hehe
@mb kiki..iya mb nyata.dkosan mb.hehe.. |
amathonthe wrote on Sep 30, '09
@ario...of course i will..sama,diriq jg lg malas tlpon rumah,scara dtlpon tiap hari...hehe
@mb kiki..iya mb nyata.dkosan mb.hehe.. |
rizkisweetycutie wrote on Sep 30, '09
ni nyata ya fit?
lg kangen rumah ya? |
yusufalbahi wrote on Sep 30, '09
Keep in loving your family..
Thank you sudah mengingatkan.. *males nelpon kerumah mode on...* cowok sih ya.. |
amathonthe said
Iya
terima kasih pak atas nasihatnya insya Allah sahabat-sahabat saya masih
semangat...memang terkadang rindu, tapi insya Allah doa kita semua
untuk orang tua semoga diterima Allah swt.Insya Allah
amin...tapi bagi yang masih ibubapa..ambil cerita mereka sebagai satu iktibar...saya juga turut berdukacita...
|
amathonthe wrote on Sep 30, '09
aabab01 said
insya'allah...setiap
manusia di dalam dunia ini akan laluinya..seperti saya dan isteri tiada
ibubapa...tetapi kehidupan harus diteruskan..tetap
semangat...kadangkala terasa rindu...tapi apa akan daya...kalo bisa
jangan ikutkan sangat dengan perasaan yang membuat kita merasa
sedih...iringi dengan doa semuga mereka diletakan bersama-sama
orang-orang yang soleh dan soleha...insya'allah...
Iya
terima kasih pak atas nasihatnya insya Allah sahabat-sahabat saya masih
semangat...memang terkadang rindu, tapi insya Allah doa kita semua
untuk orang tua semoga diterima Allah swt.Insya Allah
|
No comments:
Post a Comment