for everyone |
Bagaimana bisa dari angka 2 kemudian melompat menjadi angka 6?. Guru
Matematika saya akan marah kalau dia melihat saya menulis angka tak
berurutan. Tapi pak guru saya punya alasan, hidup seharusnya jangan
terlalu teratur. Ini bukan masalah deretan angka berurutan tapi lebih
kepada menikmati saja angka-angka yang di berikan.
#6, sebuah bis kecil berwarna kuning. Samar-samar tertulis jalur D6 di kaca depan bis. Datang dari timur. Pak guru, akhirnya kau tahu kenapa saya memilih angka 6 setelah 2.
Menunggu bis kuning ini, bisa dimana saja asal sesuai jalurnya. Tak perlu ke shelter. Berdirilah di pembatas jalan ring road. Semacam jalan bebas hambatan. Sembari menunggu coba dengar dengungan motor dan mobil. Suara klakson, dan terpaan angin yang seolah menampar. Asyik.
Saya kasih tau ya, ada dua tipikal supir bis ini. Si Gila balap seolah-olah semacam jalan bebas hambatan ini adalah arena balap. Dan si Siput lelet yang menganggap penumpangnya tak punya kepentingan. Yang ke dua lebih bikin stress. Tapi dua-duanya asyik.
Dulu, dulu sekali saat saya masih mahasiswa baru, bis ini begitu penuh. Tapi sekarang kadang-kadang saja penuhnya. Tanyakan saja pada si TJo, karena dialah si kuning lambat laun akan menghilang.
Saat si kuning ini berhenti tepat didepanmu, cepatlah naik, karena si supir tak peduli. Baik si Gila maupun si Siput terkadang tak peduli apakah pijakanmu sudah mantap. Dan, wussss, akan langsung berjalan. Sementara kau akan sedikit oleng mencari pegangan. Ingat naik dengan kaki kanan!.
Kau akan berpijak pada lantai yang sudah berkarat. Cat yang sudah terkelupas di dinding bis. Dan tempat duduk yang sudah robek busanya. Ah, ada seni juga di tempat duduk. Banyak yang menyalurkan seni tulisan indah di tempat duduk. Lebih banyak tulisan nama. Untuk eksis mungkin.
Bila si Gila yang menyupiri, duduklah dengan tegak. Berpeganglah pada kursi didepan atau bila tak ada lagi yang didepan berpeganglah pada kursi itu sendiri. Kemudian siap-siap tertawa. Kenapa tertawa?, cobalah nikmati sensasi oleng ke kiri dan ke kanan. Dan guncangan khas jalanan negri ini. Akan ada rasa menggelitik yang selalu membuat ingin tertawa sembari takut. Dan rasa itu akan dibarengi dengan menyebut nama Tuhan. Jangan memaki si Gila, karena kita sudah menumpang di bis gila, tak apalah menjadi sedikit gila.
Si Siput akan membuat rumah sakit penuh. Itu karena dia membuat orang lebih bernafsu untuk marah. Dan membuat orang stres. Bila stres, makin lakulah para dokter.Kau tau bahkan jika kau berjalan kaki kau bisa melewati kecepatan bis ini. Sekilas melihat speedometer yang sudah usang mungkin 10 km/jam.
Tatapan sinis dihujamkan ke supir pun tak akan mempan, mulut memohon agar dipercepat dia akan cuek. Itu karena bis ini hanya dua orang penumpangnya. Dia akan menoleh ke kanan dan kekiri, mencari penumpang lain. Dan lagi, si Siput juga membuat kita mengingat nama Tuhan. Naiklah ke bis siput saat kau ingin menikmati indahnya hidup berjalan dengan lambat.
Si kuning, bukan hanya si D6, karena kuning punya banyak nomor, lambat laun akan hilang.
Begitu kata si TJo.
Dan si Gila maupun si Siput akan berpindah ke TJo. Si Gila akan tetap gila, dan si Siput akan menjadi si Gila karena tuntutan si TJo. Setidaknya leher si Siput tidak akan pegal hanya untuk mencari penumpang.
Jangan lupa turun dengan kaki kiri!.
---------------------------
Magic Bus Day#2
#6, sebuah bis kecil berwarna kuning. Samar-samar tertulis jalur D6 di kaca depan bis. Datang dari timur. Pak guru, akhirnya kau tahu kenapa saya memilih angka 6 setelah 2.
Menunggu bis kuning ini, bisa dimana saja asal sesuai jalurnya. Tak perlu ke shelter. Berdirilah di pembatas jalan ring road. Semacam jalan bebas hambatan. Sembari menunggu coba dengar dengungan motor dan mobil. Suara klakson, dan terpaan angin yang seolah menampar. Asyik.
Saya kasih tau ya, ada dua tipikal supir bis ini. Si Gila balap seolah-olah semacam jalan bebas hambatan ini adalah arena balap. Dan si Siput lelet yang menganggap penumpangnya tak punya kepentingan. Yang ke dua lebih bikin stress. Tapi dua-duanya asyik.
Dulu, dulu sekali saat saya masih mahasiswa baru, bis ini begitu penuh. Tapi sekarang kadang-kadang saja penuhnya. Tanyakan saja pada si TJo, karena dialah si kuning lambat laun akan menghilang.
Saat si kuning ini berhenti tepat didepanmu, cepatlah naik, karena si supir tak peduli. Baik si Gila maupun si Siput terkadang tak peduli apakah pijakanmu sudah mantap. Dan, wussss, akan langsung berjalan. Sementara kau akan sedikit oleng mencari pegangan. Ingat naik dengan kaki kanan!.
Kau akan berpijak pada lantai yang sudah berkarat. Cat yang sudah terkelupas di dinding bis. Dan tempat duduk yang sudah robek busanya. Ah, ada seni juga di tempat duduk. Banyak yang menyalurkan seni tulisan indah di tempat duduk. Lebih banyak tulisan nama. Untuk eksis mungkin.
Bila si Gila yang menyupiri, duduklah dengan tegak. Berpeganglah pada kursi didepan atau bila tak ada lagi yang didepan berpeganglah pada kursi itu sendiri. Kemudian siap-siap tertawa. Kenapa tertawa?, cobalah nikmati sensasi oleng ke kiri dan ke kanan. Dan guncangan khas jalanan negri ini. Akan ada rasa menggelitik yang selalu membuat ingin tertawa sembari takut. Dan rasa itu akan dibarengi dengan menyebut nama Tuhan. Jangan memaki si Gila, karena kita sudah menumpang di bis gila, tak apalah menjadi sedikit gila.
Si Siput akan membuat rumah sakit penuh. Itu karena dia membuat orang lebih bernafsu untuk marah. Dan membuat orang stres. Bila stres, makin lakulah para dokter.Kau tau bahkan jika kau berjalan kaki kau bisa melewati kecepatan bis ini. Sekilas melihat speedometer yang sudah usang mungkin 10 km/jam.
Tatapan sinis dihujamkan ke supir pun tak akan mempan, mulut memohon agar dipercepat dia akan cuek. Itu karena bis ini hanya dua orang penumpangnya. Dia akan menoleh ke kanan dan kekiri, mencari penumpang lain. Dan lagi, si Siput juga membuat kita mengingat nama Tuhan. Naiklah ke bis siput saat kau ingin menikmati indahnya hidup berjalan dengan lambat.
Si kuning, bukan hanya si D6, karena kuning punya banyak nomor, lambat laun akan hilang.
Begitu kata si TJo.
Dan si Gila maupun si Siput akan berpindah ke TJo. Si Gila akan tetap gila, dan si Siput akan menjadi si Gila karena tuntutan si TJo. Setidaknya leher si Siput tidak akan pegal hanya untuk mencari penumpang.
Jangan lupa turun dengan kaki kiri!.
---------------------------
Magic Bus Day#2
Sponsored Links
|
|
Add a Comment
|
setuju 
malambulanbiru wrote on Dec 2, '10
setuju
|
amathonthe wrote on Dec 2, '10
hohoho, masih bisa naek ga walo almamater? itung2 nostalgia
|
amathonthe wrote on Dec 2, '10
gracias, hihihi
|
tintin1868 wrote on Dec 2, '10
kog jadi ingetnya bus kuning almamaterku sih ya..
|
No comments:
Post a Comment