Thursday 27 September 2012

Nga-Royal Wedding NgaYogyakarta Hadiningrat


Oct 19, '11 8:13 PM
for everyone
 
Alkisah suatu siang yang panas, terjadilah sebuah pernikahan negeri dongeng. Seorang pangeran dari kalangan biasa menikahi sang putri dari kalangan kerajaan NgaYogyakarta Hadiningrat.
Sang pangeran dan si putri akan di arak menuju berlangsungnya pesta di Kepatihan jalan Malioboro.

Para rakyat yang tak semuanya jelata menanti untuk melihat sang pangeran yang konon cakep.

Seorang gadis masih di kamar, menimang akankan dia ikut beringsut merapat meloncat untuk melihat duhai segagah apakah sang pangeran tersebut.
Dengan kepalanya yang berat akhirnya gadis itu pergi namun dia menemani temannya yang melamar pekerjaan dulu baru kemudian  menuju tempat beribu manusia menanti sang pangeran.

Sejam, dua jam, tiga jam, empat jam. Dan temannya belum selesai juga berkutat dengan pekerjaan. Sementara si gadis menunggu di sebuah taman buku. Melahap beberapa buku sambil menahan lapar berharap nasi kucing di angkringan yang katanya gratis itu masih tersisa.

Sebelum temannya datang, dari taman buku tersebut si gadis melihat di kotak ajaib bahwa sang pangeran dan si putri telah menaiki kereta kencana dan akan segera menuju ke pesta negeri dongeng.

Dengan kuda besi si gadis dan temannya berpacu tidak dengan melodi menuju nasi angkringan gratis.
Sayang, sayang beribu sayang ternyata jumlah rakyat di sana yang mungkin puluhan ribu melahap nasi kucing tanpa ampun. Bahkan gerobak angkringan pun jadi tempat berpijak agar bisa melihat sang pangeran dan si putri.

Dengan tubuhnya yang sedikit gempal sehabis lebaran, si gadis terengah-engah mengejar kereta kencana sang mempelai. Sayang, sejuta sayang yang terlihat hanya wajah sang pangeran yang memang cakep dan topinya saja. Si putri sibuk menoleh kesana kemari. Cantik juga.

Tiba-tiba si gadis terdampar ke dalam kepatihan bersama temannya, tapi sayang, semilsyar sayang sehabis itu di usir keluar. Karena kami rakyat tak jelata yang tak diundang.

Kemudian, si gadis akhirnya berjalan pulang dengan kaki pegal dan bersesak-sesakan semacam mau nerima sembako saja. Tapi berhubung sudah pernah mempelajari ilmu menyelip si gadis dan temannya lolos menuju kuda besi yang terparkir amat jauh.
Tak enaknya, kuda beneran tak mau kalah dan merapat ke kuda besi kami. Dasar kuda, tau aja ada gadis manis.


Mungkin bagi sebagian orang akan malas berdesakan di tengah keramaian, akan tetapi momen pernikahan sang pangeran dan si putri menjadi sebuah sejarah tersendiri bagi rakyat NgaYogyakarta. Menjadi bagian dari suatu sejarah walau takkan nama kita tercatat hanya kita sendiri yang akan mengenang kemudian menceritakan lagi. Di bawah langit yang sama, dengan udara yang sama, berpijak di tanah yang sama, semua disaksikan bersamaan. Mengenang.

credit foto: Rizqi Sukma Kharisma
Sponsored Links
Low Prices on Shoes, Jewelry, Clothing, Food, Accessories, T-Shirts, Electronics and much more. Safe Shopping from friendly, trusted sellers. Great deals on local items.
 

6 CommentsChronological   Reverse   Threaded
Add a Comment
   
amathonthe wrote on Oct 20, '11
genkeis said
nungguin royal weddingnya amathonthe %peace%
Aamiin, aamiin, doakan secepatnya dapet pangeran dari istana negeri dongeng. Hahaha
amathonthe wrote on Oct 20, '11
asik dinda ikutan jadi tamu agung disana..
Semua rakyat jadi tamu agung mbak, hehehe.
amathonthe wrote on Oct 20, '11
mmamir38 said
Cerita tentang ini ya?
Iya Opa, hehehe
genkeis wrote on Oct 20, '11
nungguin royal weddingnya amathonthe %peace%
tintin1868 wrote on Oct 20, '11
asik dinda ikutan jadi tamu agung disana..
mmamir38 wrote on Oct 19, '11
Cerita tentang ini ya?

No comments: