Thursday 27 September 2012

Setitik Musik Indonesia


Feb 1, '11 7:25 PM
for everyone
 
Dalam salah satu adegan di film Gie, ada diskusi tentang sebuah film Jepang. Disitu ada pembicaraan mengenai musik Jepang yang digarap secara modern akan tetapi tidak kehilangan akar budaya Jepangnya. Sehingga walaupun bernada barat siapapun yang mendengarnya bisa menangkap bahwa ini musik Jepang. Dan kemudian Gie bilang, "Suatu dasar yang kuat memang tidak akan dapat dikalahkan oleh kebudayaan barat".

Bagaimana dengan Indonesia? Bagaimana musik Indonesia itu sebenarnya?
Jangan tanya saya, karena musikalitas saya minus.Saya bukan si Bang Leo pengamat musik itu. Pengukuhan Gamelan dan Angklung sebagai waisan dunia mungkin bisa jadi salah satu jawabannya. Keaslian dari musik Indonesia. Masih banyak lagi sebenarnya. Dangdut sendiri sepertinya ada pengaruh dari musik melayu atau India, tapi tetap menunjukkan Indonesianya. Begitu juga keroncong jangan dilupakan.

Almarhum Elfa Secioria, semoga Allah mengampuni dosa-dosanya dan ditempatkan disisi-Nya, mengharumkan nama bangsa Indonesia di luar negeri dengan musiknya. Walau mungkin di Indonesia dia kurang populer, tapi musiknya di akui dunia dan disegani. Selalu mendapatkan emas di Olympic Choir Games mengalahkan negara-negara yang terkenal dengan musiknya.
Sedangkan fenomena band-band sekarang yang lebih ingin populer hanya menelurkan musik-musik yang rata-rata mirip semua. Ditambah lagi suaranya banyak yang pas-pasan. Nyanyinya pun lipsync saat live. Walaupun ada yang bagus suaranya, tapi sayang saja suara bagus hanya untuk menanyikan lagu biasa saja.

Elfa dan grupnya setiap kali mengikuti lomba, mengikuti kategori Pop, Jazz dan Etnik. Semuanya meraih medali. Dengan arransemennya yang orisinil itulah membuat dia di segani oleh musisi dunia lainnya. Bukan arransemen asal-asalan dan ikut tren industri musik.

Penyanyi seperti Dira Sugandi lebih dulu mengeluarkan album di Inggris daripada di Indonesia. Di Indonesia dia tidak terlalu populer, padahal dia musisi yang keren. Memulai karir bersama grup band Incognito.  Itu karena kebanyakan kita tidak menerima musik yang baik. Hanya suka menerima musik-musik biasa saja. Tidak ada salahnya tergantung selera. Tapi nyatanya musik yang luar biasa yang harusnya menjadi bagian dari musik Indonesia banyak diabaikan.

Dwiki Dharmawan dan World Peace Orchestra, Kua Etnika, Krakatau, Kiai Kanjeng,  mereka keliling dunia memperkenalkan musik Indonesia dengan arransemen musik tradisional di pastikan hanya segelintir saja orang yang tahu siapa mereka, dan musik mereka. Fans mereka mungkin tidak sebanyak band-band baru sekarang, tapi mereka adalah seniman, dan musisi sejati. Bukan selebritis dan entertainer.

Saya merasa heran dengan band-band bernada melayu sekarang. Jangan tersinggung bagi yang suka mereka. Semuanya lagu cinta, sedih, putus asa. Padahal hidup bukan melulu cinta dan sedih. Iwan Fals, Slank, Padi, Letto mereka ini masih tetap eksis walaupun melawan arus tren industri musik sekarang. Bukan melulu dengan lirik cinta, sedih, putus asa, mau bunuh diri. Ada motivasi dalam lirik mereka, protes terhadap pemerintah, perjuangan rakyat kecil, guru, ibu, persahabatan dan lain-lain.

Dan sekarang mulai bermunculan boyband dan girlband seperti Korea. 5 Bidadari, Sm*sh, dan belum tau apa lagi yang akan muncul. Dengan mengandalkan dance dan tampang si penyanyi, suara tak mendukung, nyanyi lipsync karena harus sambil joget. Jujur saja saya tidak terlalu suka dengan mereka, saya malah lebih senang kalau dua teman saya memparodikan lagu mereka, lebih lucu. Kenapa tidak sekalian saja mereka seperti Project Pop yang walaupun suara mereka tidak bagus, tapi musiknya khas dengan lirik yang lucu.

Kalau kata teman saya sih ini "Penjajahan kebudayaan". Maksudnya tidak percaya diri dengan karakter budaya sendiri, dan lebih suka meniru budaya lainnya. Jadi dalam bermusik saja kita belum merdeka, masih dijajah. Ah, apalah arti merdeka panjang jika dijabarkan, sayapun tak mengerti.

Fenomena KPop (Korean Pop) sendiri sudah masuk ke Indonesia beberapa tahun terakhir dengan banyaknya fans Super Junior, SNSD, Big Bang dan lain-lain. Dan saya suka dengan mereka, tampangnya lebih tepat. Personilnya banyak, tapi hanya sedikit yang bersuara bagus. Hanya saja konsep lagu mereka, memang terasa bahwa itu musik Korea. Dan asal tahu saja, untuk membuat sebuah band di Korea itu tidak instan. Manajemennya mempersiapkan mereka setahun - dua tahun sebelum memulai debut. Dan itu tidak main-main persiapannya. Pintarnya manajemen disana mereka bisa menutupi kekurangan suara yang pas-pasan dengan tampang yang tidak pas-pasan. Tampang adalah salah satu yang menjual daripada suara. Gaya berpakaian pun menurut saya agak gimana gitu kalau di aplikasikan ke laki-laki Indonesia yang menurut saya bukan tipe cowok cantik seperti cowok Korea. Secara ciri khas laki-laki Indonesia rada garang. Kalau cantik sedikit agak melambai. Gaya pakaian ceweknya memperlihatkan betis dan kaki indah, yang tentu saja bukan budaya kita memperlihatkan bagian tubuh terbuka.


Kalau hal ini mau di jalankan di Indonesia. hilangkan dulu mental instan jika tidak mau di hina oleh netizen. Tapi saya tetap tidak terlalu suka. Secara band Mocca terkenal di Korea tanpa harus mengikuti KPop.Dan kalau tidak salah tahun lalu atau tahun ini Mocca akan mengeluarkan album di Korea tidak di Indonesia. Kenapa kita harus mengikuti aliran KPop. Seharusnya sebagai musisi dan seniman punya karakter sendiri.

Coba tengok KilltheDJ walaupun dia nyanyi hip-hop tapi pakai bahasa Jawa. Bernada modern bernuansa tradisional. Mungkin besok harusnya ada boyband aliran KPop berbahasa Jawa asyik juga.

Seperti kata Elfa, begitupun pernah Anggun berpesan untuk artis yang ingin go international, harus mempertahankan orisinalitas dalam bernyanyi. Entah yang rupa bagaimana itu orisinalitas tersebut, yang pasti Anggun tidak melupakan akar budayanya dengan adanya musik Jawa dalam beberapa lagunya.

Jadi begitulah ulasan saya, setiap orang punya selera musik yang berbeda. Semua patut di hargai, tapi adakalanya kita suka yang biasa-biasa saja sampai yang luar biasa biasanya terabaikan dan tak dihargai. Mari kita seimbangkan dan pintar-pintar memilih. Biarlah KPop tetap KPop dan Indonesia dengan musik khasnya oleh musisi yang benar-benar seorang seniman.
Sponsored Links
PENGEN KULIT PANTAT, KETIE, SELENGKIE, LUTUT KITA MULUS DAN HALUS? BEBAS MENGANGKAT DENGAN PD KETIE KITA DAN BEBAS MEMAKAI SHORTS PIKA BODY CARE SERIES SOLUSINYA ~Japan
 
Low Prices on Shoes, Jewelry, Clothing, Food, Accessories, T-Shirts, Electronics and much more. Safe Shopping from friendly, trusted sellers. Great deals on local items.
8 CommentsChronological   Reverse   Threaded
Add a Comment
   
amathonthe wrote on May 10, '11
shinjikai said
keren... saya juga kurang suka musik Indonesia yang sekarang, terlalu monoton. itu-itu aja..
Iya, musiknya amat monoton, semuanya genrenya sama, masih enak dengar yang indie.
shinjikai wrote on May 9, '11
keren... saya juga kurang suka musik Indonesia yang sekarang, terlalu monoton. itu-itu aja..
amathonthe wrote on Feb 1, '11
wah...semash..wkwkwk..si gesit siiit..C#
Hahaha, itu mah iklan Tah. -__-'.
bleruangke wrote on Feb 1, '11
wah...semash..wkwkwk..si gesit siiit..C#
amathonthe wrote on Feb 1, '11
keren!
iya, setuju. kirim ke media sih. kolom Opini mahasiswa. atau kemana. soon. mumpung masih 'anget'. kudukung! gih!
Hehehe, ok deh nanti aku cari info kolom mahasiswa ada dimana. Gracias bonita amiga.
malambulanbiru wrote on Feb 1, '11
keren!
iya, setuju. kirim ke media sih. kolom Opini mahasiswa. atau kemana. soon. mumpung masih 'anget'. kudukung! gih!
amathonthe wrote on Feb 1, '11
sinthionk said
wuih mantep! gak dikirim ke media tulisannya
Hehehe..mau dikirim kemana mbak, belum kepikiran...
sinthionk wrote on Feb 1, '11
wuih mantep! gak dikirim ke media tulisannya

No comments: