for everyone |
Tadi
sore nonton Expedition di Metro, melihat profil bapak Demianus Bagali.
Seorang pengamat dan yang melestarikan burung di Maluku Utara. Ternyata
baru tahu kalau nama Burung Bidadari itu diberikan oleh beliau. Sungguh
ngeliat perjuangan dia untuk menjaga kelestarian burung endemik Malut
ini sangat patut diacungi jempol. Sayang banget Pemerintah sana sudah
menjual kawasan tempat tinggal burung tersebut buat dijadikan lahan
pertambangan...Mungkin hal-hal seperti inilah yang akan membuat bumi
semakin marah. Terlalu banyak eksploitasi tanpa pelestarian alam.
Mudah-mudahan saya masih bisa liat keindahan tarian burung yang satu
ini.
-------------------------------------------------------------------------------------------------------
source: http://pets.groups.yahoo.com/group/bionic-uny/message/1086
-------------------------------------------------------------------------------------------------------
source: http://pets.groups.yahoo.com/group/bionic-uny/message/1086
AGUNG SETYAHADI
Hanya
ada empat nama orang Indonesia yang disebut dalam buku A Guide to The
Birds of Wallacea. Salah satunya adalah Anu, sapaan Demianus Bagali
(45). Pria kelahiran Sidangoli, Jailolo Selatan, Halmahera Barat,
Maluku Utara ini, menjadi narasumber penting dalam penelitian dan
konservasi burung-burung di kawasan Maluku Utara.
Anu
mulai belajar tentang dunia burung sejak tahun 1982, saat menjadi
asisten David Bishop, salah satu penulis buku panduan burung-burung
wallacea itu. Awalnya, tugas Anu hanya mengantar ke lokasi-lokasi
pengamatan burung di Pulau Halmahera. Pekerjaan yang ringan dengan upah
yang lumayan untuk ukuran waktu itu, Rp 5.000 per hari.
"Tetapi,
saya sempat malas karena kerjanya hanya jalan-jalan saja.. Tidak ada
tugas lain. Kalau David Bishop mengamati burung, saya tiduran," tutur
Anu mengenang.
Ia
memutuskan bertahan karena David Bishop sangat sabar dan telaten
mengajarinya nama-nama spesies burung dalam bahasa Inggris. Anu mulai
tertarik dengan kegiatan barunya itu, yang lebih menantang secara
intelektual dibandingkan profesi sebelumnya sebagai operator gergaji
mesin pada sebuah perusahaan pemilik HPH.
Dua
tahun kemudian, ia mulai fasih menyebut nama burung- burung di sekitar
Sidangoli, Tobelo dan Galela. Ia pun aktif dalam pembuatan film
tentang burung wallacea pada 1984.
Tahun
1986, David Bishop memercayakan survei burung di habitat-habitat baru
kepada Anu. Ia diajari cara merekam suara burung, membuat sket, dan
teknik pengamatan burung. Ia kemudian berjalan sendiri untuk survei
burung-burung berkeliling Pulau Halmahera.
Senjatanya
adalah teropong, alat perekam suara, buku, dan pena. Ia menembus hutan
dengan metode transek untuk mencari berbagai macam burung. Setiap
burung dibuat sketnya lengkap dengan deskripsi warna bulu, paruh, kaki,
ukuran tubuh, kondisi habitat, dan topografi lokasi pengamatan.
Pekerjaan
Anu ini mirip dengan tugas Ali, asisten Alfred Russel Wallace
(1823-1913), saat meneliti kekayaan alam Indonesia. Tugas yang
kelihatannya sepele tetapi menumbuhkan rasa kecintaan terhadap alam dan
kehidupan liar di dalamnya.
"Saya
melakukan survei hingga tahun 1995, dan menemukan 114 jenis burung, 24
di antaranya endemik Maluku dan empat endemik Halmahera," tutur Anu.
Ia
fasih sekali menyebutkan nama keempat burung endemik Halmahera, yaitu
Dusky Brown Oriele, Halmahera Cockoo Shrike, Drummer Rail, dan Dusky
Friarbird. Semua yang disebutkan itu cocok dengan isi buku panduan.
Survei habitat
Pengetahuan
Anu tentang keanekaragaman burung di Maluku Utara, khususnya
Halmahera, menarik Bird Life International untuk mengontraknya. Ia
kemudian ditugaskan untuk menyurvei habitat burung di hutan Aketajawe
dan Lolobata.
Hasilnya,
di dalam hutan itu ditemukan semua burung wallacea di Maluku Utara.
Data itulah yang menjadi salah satu pendorong terbentuknya Taman
Nasional Aketajawe Lolobata pada tahun 2003.
Tahun
1997 buku A Guide to The Birds of Wallacea diterbitkan. Buku ini
memuat sket, nama, dan deskripsi burung-burung di kawasan wallacea yang
meliputi Nusa Tenggara, Sulawesi, Maluku, dan Maluku Utara. Pada tahun
yang sama, Anu diajak oleh para peneliti dari Norwegia untuk meneliti
keanekaragaman elang di Halmahera.
Seiring
dengan makin dikenalnya kekayaan alam Halmahera, banyak tamu-tamu dari
luar negeri yang berkunjung. Mereka adalah para penikmat keindahan
burung di alam bebas. Rombongan yang rutin berkunjung adalah organisasi
King Bird Tour dari Amerika Serikat dan Birdquest Tour dari Inggris.
Peluang
itu dimanfaatkan Anu untuk usaha wisata sekaligus mendukung
konservasi. Ia kemudian menjadi pemandu wisata secara mandiri. Para
tamu pun disediakan pondok-pondok sederhana untuk istirahat.
"Sebenarnya,
saya membuat pondok-pondok di hutan itu untuk menjaga burung. Saya
tinggal di sana supaya tidak ada orang yang mengganggu burung. Kalau
ada yang jaga, orang tidak berani berburu burung di sini," ujar Anu
yang memilih tinggal di hutan sejak tahun 1989.
Kegiatan
wisata ini digunakan Anu untuk menarik anak-anak muda ikut menjaga
hutan. Mereka diajarkan menjadi pemandu wisata pengamatan burung dan
dibayar saat ada tamu. Keuntungan ekonomi ini yang menjadikan
masyarakat di sekitar hutan mau menjaga burung. Pengaderan ini
dilakukan di Sidangoli, Labi-labi, Weda, dan Buli.
"Kader
yang saya ajari memang belum banyak. Tetapi, mereka bisa menjadi
contoh bagi warga di sekitarnya untuk menjaga hutan dan burung-burung,"
kata Anu.
Saat
ini, Anu tinggal di pondok kayu beratap daun, di hutan Kali Batu
Putih, Domato, Jailolo Selatan. Di pondok itulah tamu-tamunya biasa
menginap. Kawasan hutan itu ia jaga sejak tahun 2004..
Pertambangan
Sayang,
kawasan hutan itu sebentar lagi akan dibuka untuk pertambangan. Survei
pengeboran tanah sudah dilakukan, dan rencananya akan mulai
dieksploitasi Agustus mendatang. Anu tak kuasa menghentikan proses itu.
Usahanya untuk melapor ke DPRD provinsi tidak ditanggapi serius.
"Saya
tidak bisa melawan lagi karena pemerintah sudah menjualnya. Padahal,
di hutan ini banyak sekali burung termasuk burung bidadari," ujar Anu
lirih sambil menatap daun-daun ubi kayu di halaman pondok.
Anu
hanya berharap, hutan tidak dibuka seluruhnya supaya burung-burung
tetap memiliki tempat tinggal. Jika hutan dibuka seluruhnya untuk
pertambangan emas, keindahan burung-burung wallacea itu akan hilang.
Di
tengah kegalauan hati, Anu terpaksa akan pindah ke daerah Labi-labi,
di dekat Taman Nasioal Aketajawe Lolobata, Kecamatan Weseli Utara,
Halmahera Timur. Kawasan hutan itu merupakan harapan terakhir bagi
kelestarian burung-burung wallacea di Halmahera , karena hutan-hutan
terus dikonversi. *
amathonthe wrote on May 24, '10
oke oke oke ditunggu mba
|
amathonthe wrote on May 22, '10
hehehheee
|
amathonthe wrote on May 22, '10
mooncatz said
![]() seperti Pusat Primata Schmutzer ini (buka http://id.wikipedia.org/wiki/Pusat_Primata_Schmutzer ) sebaikna dibangun juga untuk hewan-hewan lainna ^^ ![]()
waah mba aku mau,,,kalo ada info aku dikasih tau dunk
iya betul tuh jangan cuma hewan primata aja,,,banyak hewan lainnya yang juga penting dan banyak butuh perhatian |
cinderellazty wrote on May 22, '10
hummm,,,,
|
amathonthe said
![]() kayaknya enak deh menjaga hutan ![]()
aku
pingin gabung sama organisasi tertentu. atau bekerja di kebun binatang
atau taman safari *mulai berpikir untuk apply kesana* dan memikirkan
untuk membuat habitat baru untuk mereka. karena kalau di Indonesia,
pasti sedikit demi sedikit mereka akan kehilangan tempat tinggal :(
seperti Pusat Primata Schmutzer ini (buka http://id.wikipedia.org/wiki/Pusat_Primata_Schmutzer ) sebaikna dibangun juga untuk hewan-hewan lainna ^^ |
amathonthe wrote on May 21, '10
mooncatz said
![]() ![]()
waah kok sama ya mbak,,aku pengennya dihutan-hutan gitu tinggalnya
kayaknya enak deh menjaga hutan |
amathonthe wrote on May 21, '10
tintin1868 said
![]() kog ya cuma peneliti yang sadar alam sih? investor maunya duit mulu.. ![]()
suka
mba tapi kalo di jogja ga dapet channelnya,,ya paling cuma ngikiutin
yang ditv swasta aja,,kalo dirumah baru bisa dapet channelnya
iya nieh investor maunya duit melulu...mending investnya buat penelitian lah ni buat menghancurkan alam je |
amathonthe wrote on May 21, '10
hihih..ya udah dikasih aja mba..diterima kok
|
tintin1868 wrote on May 21, '10
suka nonton nat geo juga ga? lebih lengkap tuh versinya..
kog ya cuma peneliti yang sadar alam sih? investor maunya duit mulu.. |
musimbunga wrote on May 20, '10
pengen ngasih jempol :D
|
No comments:
Post a Comment